pages

Senin, 10 November 2014

PENGERTIAN FUNCTION GENERATOR&OSILOSCOPE

 1.GENERATOR FUNGSI
Function Generator adalah alat ukur elektronik yang menghasilkan, atau membangkitkan gelombang berbentuk sinus, segitiga, ramp, segi empat, dan bentuk gelombang pulsa.
Function generator terdiri dari generator utama dan generator modulasi. Generator Utama menyediakan gelombang output sinus, kotak, atau gelombang segitiga dengan rangkuman frekwensi 0,01 Hz sampai 13 MHz. Generator modulasi menghasilkan bentuk gelombang sinus, kotak, dan segitiga dengan rangkuman frekwensi 0,01 Hz sampai 10 kHz. Generator sinyal input dapat digunakan sebagai Amplitudo Modulation (AM) atau Frequensi Modulation (FM). Selubung (envelope) AM dapat diatur dari 0% sampai 100%; FM dapat diatur frekwensi pembawanya hingga ±5%. Function Generator umumnya menghasilkan frekuensi pada kisaran 0,5 Hz sampai 20 Mhz atau lebih tergantung rancangan pabrik pembuatnya. Frekuensi yang dihasilkan dapat dipilih dengan memutar-mutar tombol batas ukur frekuensi (frequency range).
Amplitudo sinyal yang dapat  diatur berkisar antara 0,1V – 20 Vp-p (tegangan puncak ke puncak) kondisi tanpa beban, dan 0,1 V – 10Vp-p (Volt peak to peak/tegangan puncak ke puncak) dengan beban sebesar 50Ω. Output  utama ditetapkan oleh SYNC Output. Gambar 47 memperlihatkan salah satu bentuk Function Generator yang dimaksud.

Generator fungsi (function generator) juga memiliki pengertian sebuah instrumen terandalkan yang memberikan suatu pilihan beberapa bentuk gelombang yang frekwensi-frekwensinya diatur sepanjang rangkuman (range) yang lebar. Bentuk-bentuk yang lazim digunakan adalah sinusoida, segitiga, persegi, dan gigi gergaji. Frekuensi bentuk - bentuk gelombang ini dapat bisa diatur dari sati hertz sampai beberapa ratus kilokertz (kHz) bahkan sampai megahertz (MHz).generator fungsi juga bagian dari peralatan atau software uji coba elektronik yang digunakan untuk menciptakan gelombang listrik. Gelombang ini bisa berulang-ulang atau satu kali yang dalam kasus ini semacam sumber pemicu diperlukan, secara internal ataupun eksternal.Tipe lain dari generator fungsi adalah sub-sistem yang menyediakan output sebanding terhadap beberapa input fungsi matematika. Contohnya, output berbentuk kesebandingan dengan akar kuadrat dari input. Alat seperti itu digunakan dalam sistem pengendali umpan dan komputer analog.
Generator fungsi analog umumnya menghasilkan gelombang segitiga sebagai dasar dari semua outputnya. Segitiga ini dihasilkan oleh kapasitor yang dimuat dan dilepas secara berulang-ulang dari sumber arus konstan. Hal ini menghasilkan ramp voltase menanjak dan menurun secara linier. Ketika voltase output mencapai batas atas dan batas bawah, proses pemuatan dan pelepasan dibalik menggunakan komparator. menghasilkan gelombang segitiga linier. Dengan arus yang bervariasi dan ukuran kapasitor, frekuensi yang berbeda dapat dihasilkan.

FUNGSI FUNCTION GENERATOR

         Uraian berikut berisikan fungsi Function Generator sebagai;

A.    Function Generator Output, Untuk mendapatkan keluaran (output) bentuk gelombang yang diinginkan.
B.     Sweep Generator Output, Untuk mendapatkan ayunan (sweep) bentuk gelombang yang diinginkan.
C.     Frequency Counter, untuk menghitung frekuensi.


a.        Langkah-langkah kerja dimana Function Generator dioperasikan sebagai Function Generator Output.
a.       Pilih tipe gelombang yang dibutuhkan dengan cara memutar saklar putar (rotary switch) pada control FUNCTION (lihat kembali uraian tentang FUNCTION SELECTOR pada control dan indicator).
b.      Pilih batas ukur (range) frekuensi dengan cara memutar saklar pada control RANGE.
c.       Hubungkan sinyal dari keluaran utama (Main Output) ke Channel-1 Oscilloscope dan sinyal dari Sync Output  ke Channel-2 Oscilloscope. Setel Trigger Source yang terdapat pada Channel-2 Oscilloscope.
d.      Dengan tombol pengatur, setel frekuensi sinyal, display akan menampilkan pembacaan frekuensi.
e.       Melalui tombol pengatur amplitudo, aturlah amplitudo dari sinyal.
f.       Menggunakan tombol OFFSET aturlah DC Offset sesuai dengan tingkat kebutuhan (dari -10 Volt sampai dengan +10 Volt).
g.      Sebelum menyambung Function Generator ke beban luar (Oscilloscope, rangkaian audio), periksalah impedans beban.



b.       Langkah-langkah kerja dimana Function Generator dioperasikan sebagai Sweep Generator Output
a.       Hubungkan terminal keluaran utama (Main Output) ke Channel-1 dari Oscilloscope, keluaran ayunan (Sweep Output) ke Channel-2.
b.      Channel-2 dari Oscilloscope menampilkan bentuk gelombang gigi gergaji.
c.       Menggunakan tombol “RATE”, atur kecepatan ayunan sinyal (dari 5 detik menjadi 10 mili detik).
d.      Atur penggunaan frekuensi sebagaimana penjelasan pada Function Generator Output.
e.       Tarik saklar “RATE” untuk membuat mode SWEEP on.
f.       Channel-1 akan menampilkan gelombang ayunan (sweep wave).
g.      Atur lebar ayunan dengan menggunakan tombol WIDTH.

c.        Langkah-langkah kerja dimana Function Generator dioperasikan sebagai Frequency Counter
a.       Periksalah posisi saklar yang terdapat pada control “COUPLING”, saklar pada posisi HF digunakan untuk frekuensi lebih dari 100 kHz. Saklar pada posisi LF digunakan untuk frekuensi di bawah 100 kHz.
b.      Pada saat Function Generator berfungsi sebagai Frequency Counter, (saklar pada posisi counting mode), “EXT COUNTER LED” akan menyala.
c.       Hubungkan sinyal dari luar yang akan dihitung frekuensinya dengan “EXT COUNTER BNC”.
d.      Display akan menampilkan nilai frekuensi dalam Hz/kHz.

 KARAKTER OUTPUT  FUNCTION  GENERATOR

Generator utama dan generator modulasi memberikan lima bentuk gelombang yang berbeda.
a.   Sinus
b.   Kotak
c.   Segitiga
d.   Ramp
e.   Pulsa

a.              Output Gelombang Sinus
Distorsi harmonik Total (Total harmonic Distortian – THD) gelombang sinus utama, termasuk gangguan dan harmonik, lebih kecil 0,5% dari 10 Hz. hingga 50 kHz lebih besar 30 dB dibawah dasarnya dari 50 kHz hingga 13 MHz. Distorsi modulasi gelombang sinus lebih kecil 2% THD dari 10 Hz hingga 10 kHz.
b.      Output Gelombang Kotak
Nilai RMS secara simetrik (50%) duty cycle) bentuk gelombang sama dengan nilai puncak. Waktu naik atau turun lebih kecil 18 ns antara 10% dan 90% gelombang output kotak p-p. Simpangan dari pengaturan amplitudo akhir bentuk gelombang kotak setelah overshoot, akan tidak lebih dari ±10% nilai a kh i r. Output Gelombang Segitiga Nilai RMS bentuk gelombang segitiga adalah 0,557 kali nilai puncak. Ramp segitiga menyimpang tidak kurang dari 1% dari nilai total puncak ke puncak ramp.
c.       Ramp
Output ramp dapat diberikan dari generator utama dengan memilih bentuk gelombang segitiga dan mengatur knob kontrol simetri. Output ramp generator utama dapat diubah pada amplitudo dengan knob AMPLITUDO. Output ramp generator modulasi mempunyai amplitudo yang tetap, yang mana waktu slop dan retlace dapat diubah dengan knob SYM pada generator modulasi.
d.   Pulsa
Pulsa dengan perubahan amplitudo dari 0 V hingga 20 Vp-p pada rangkaian terbuka, yang memungkinkan pada generator utama. Dengan cara ini memilih siklus tunggal burst mengatur awal (start) pada titik nol (zero point) dengan knob TRIGGER PHASE, dan menentukan lebar pulsa dengan dial FREQUENCY. Output SYNC dapat <10nsec waktu waktu pulsa naik dengan mengubah simetri pada generator utama.

SISTEM KERJA FUNCTION GENERATOR

Frekuensi pembawa dibangkitkan oleh sebuah osilator LC yang sangat stabil, menghasilkan sebuah bentuk gelombang sinus yang baik dan tidak memiliki dengung yang cukup besar atau modulasi derau. Frekuensi osilasi dipilih melalui sebuah pengontrol rangkuman frekuensi dan sebuah cakera penyetel nonius ( vernier ). Rangkaian LC dirancang agar memberikan suatu keluaran yang tetap konstan sepanjang setiap rangkuman frekuensi.
Frekuensi yang masuk memasuki penguat pita lebar, didalam pita lebar terdapat proses yang dibantu oleh osiloskop untuk mengubah gelombang frekwensi seperti gelombang sinus, segitiga dan kotak.
Untuk penggunaan generator fungsi selalu berhubungan dengan Osiloskop, untuk pertama sambungkan generator fungsi dengan Osiloskop menggunakan kabel copling, atur pada Generator fungsi menggunakan sinus, segitiga atau kotak, atur semua frekuensi amplitudo yang terdapat pada tiap - tiap bagian, jangan lupa juga untuk mengatur frekuensi menggunakan berapa hz.

PERAWATAN FUNCTION GENERATOR
Agar dalam penggunaan generator fungsi tidak merusak peralatan ada beberapa tips supaya tetap tahan lama:
·       Setelah alat selesai digunakan matikanlah jangan dibiarkan menyala.
·       Untuk kabelnya gulunglah dengan rapi.
·       Simpanlah Generator fungsi ditempat kering untuk menghindari berkaratnya bagian dalam generator fungsi , dan Hindarkan dari tempat – tempat yang berdebu.

KESIMPULAN

1.     Bentuk isyarat yang dihasilkan adalah gelombanag sinus, segitiga, persegi dan pulsa.
2.     Semakin besar nilai tahanan pengatur frekuensi dari komponen luar menyebabkan frekuensi gelombang semakin tinggi dan semakin besar nilai kapasitansi kapasitor dari komponen luar mengakibatkan frekuensi semakin kecil, frekuensi generator fungsi yang dihasilkan 0.031 KHz sampai 200.256 KHz. Tegangan keluaran gelombang berbanding lurus terhadap nilai tahanan pengatur amplitudo.
3.     Ketelitian generator fungsi untuk setiap perubahan nilai tahanan pengatur frekuensi dan perubahan nilai kapasitansi kapasitor masing-masing adalah 99.99%, serta kestabilan generator fungsi terhadap perubahan nilai fekuensi dan tegangan keluar pada nilai tertentu berturut-turut adalah99.96% dan 100%, berarti kestabilan generator fungsi ini sangat tinggi.




2.OSILOSCOPE
Osiloskop adalah alat ukur yang mana dapat menunjukan kepada kita “bentuk” dari sinyal listrik dengan menunjukan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya. Itu seperti layaknya voltmeter dengan fungsi kemampuan lebih, penampilan tegangan berubah terhadap waktu, sebuah graticule setiap 1 cm grid membuat kita dapat melakukan pengukuran dari tegangan dan waktu pada layar
Osiloskop terdiri dari dua bagian yaitu Display dan Panel Control :

Display 
Display  menyerupai tampilan layar pada televisi. Display pada Oscilloscope berfungsi sebagai tempat tampilan sinyal uji. Pada Display Oscilloscope terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak yang disebut dengan div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan.

PanelControl
Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar. Tombol-tombol pada panel osiloskop antara lain :
  • Focus : Digunakan untuk mengatur fokus 
  • Intensity : Untuk mengatur kecerahan garis yang ditampilkan di layar
  • Trace rotation : Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layar
  • Volt/div : Mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di layar
  • Time/div : Mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div di layar
  • Position : Untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal masukannya nol)
  • AC/DC : Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop. Jika tombol pada posisi AC maka pada terminal masukan diberi kapasitor kopling sehingga hanya melewatkan komponen AC dari sinyal masukan. Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC maka sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya dikutsertakan.
  • Ground : Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar.
  • Channel 1/ 2 : Memilih saluran / kanal yang digunakan.
Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal (Dual Trace) yang bisa digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan, misalnya kanal satu dipasang untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran.
Panel kontrol Oscilloscope
Keterangan gambar panel kontrol Osilokop Dual Trace diatas :
1.    VERTICAL INPUT : merupakan input terminal untuk channel-A/saluran A.
2.    AC-GND-DC : Penghubung input vertikal untuk saluran A.
  • Jika tombol pada posisi AC, sinyal input yang mengandung komponen DC akan    ditahan/di-blokir oleh sebuah kapasitor. 
  • Jika tombol pada posisi GND, terminal input akan terbuka, input yang bersumber dari penguatan internal di dalam Oscilloscope akan di-grounded. 
  • Jika tombol pada posisi DC, input terminal akan terhubung langsung dengan penguat yang ada di dalam Oscilloscope dan seluruh sinyal input akan ditampilkan pada layar monitor.
3.    MODE
  • CH-A :  tampilan bentuk gelombang channel-A/saluran A.
  • CH-B :  tampilan bentuk gelombang channel-B/saluran B.
  • DUAL : pada batas ukur (range) antara 0,5 sec/DIV – 1 msec (milli second)/DIV, kedua frekuensi dari kedua saluran (CH-A dan CH-B) akan saling berpotongan pada frekuensi sekitar 200k Hz. Pada batas ukur (range) antara 0,5 msec/DIV – 0,2 µ sec/DIV saklar jangkauan ukur kedua saluran (channel/CH) dipakai bergantian.
  • ADD : CH-A dan CH-B saling dijumlahkan. Dengan menekan tombol PULL INVERT akan diperoleh SUB MODE.
4.   VOLTS/DIV variabel untuk saluran (channel)/CH-A.
5.    VOLTS/DIV pelemah vertikal (vertical attenuator) untuk saluran (channel)/CH-A.
  • Jika tombol “VARIABLE” diputar ke kanan (searah jarum jam), pada layar monitor akan tergambar tergambar tegangan per “DIV”. Pilihan per “DIV” tersedia dari 5 mV/DIV – 20V/DIV.
6.    Pengatur posisi vertikal untuk saluran (channel)/CH-A.
7.    Pengatur posisi horisontal.
8.    SWEEP TIME/DIV.
9.    SWEEP TIME/DIV VARIABLE.
10.    EXT.TRIG untuk men-trigger sinyal input dari luar.
11.    CAL untuk kalibrasi tegangan pada 0,5 V p-p (peak to peak) atau tegangan dari puncak
         ke puncak.
12.    COMP.TEST saklar untuk merubah fungsi Oscilloscope sebagai penguji komponen
         (component tester). Untuk menguji komponen, tombol SWEEP TIME/DIV di “set” pada
         posisi CH-B untuk mode X-Y. tombol AC-GND-DC pada posisi GND.
13.    TRIGGERING LEVEL.
14.    LAMPU INDIKATOR.
15.    SLOPE (+), (-) penyesuai polaritas slope (bentuk gelombang).
16.    SYNC untuk mode pilihan posisi saklar pada; AC, HF REJ, dan TV.
17.    GND terminal ground/arde/tanah.
18.    SOURCE penyesuai pemilihan sinyal (syncronize signal selector). Jika tombol SOURCE pada
         posisi :
  • INT : sinyal dari channel A (CH-A) dan channel B (CH-B) untuk keperluan pen-trigger-an/penyulutan saling dijumlahkan,
  • CH-A : sinyal untuk pen-trigger-an hanya berasal dari CH-A,
  • CH-B : sinyal untuk pen-trigger-an hanya berasal dari CH-B,
  • AC   : bentuk gelombang AC akan sesuai dengan sumber sinyal AC itu sendiri,
  • EXT : sinyal yang masuk ke EXT TRIG dibelokkan/dibengkokkan disesuaikan dengan sumber sinyal.
      19.    POWER ON-OFF.
      20.    FOCUS digunakan untuk menghasilkan tampilan bentuk gelombang yang optimal.
21.    INTENSITY pengatur kecerahan tampilan bentuk gelombang agar mudah dilihat.
22.    TRACE ROTATOR digunakan utuk memposisikan tampilan garis pada layar agar tetap berada pada posisi horisontal. Sebuah obeng dibutuhkan untuk memutar trace rotatorini.
23.    CH-B POSITION tombol pengatur untuk penggunaaan CH-B/channel (saluran) B.
24.   VOLTS/DIV pelemah vertikal untuk CH-B
      25.    VARIABLE.
      26.    VERTICAL INPUT input vertikal untuk CH-B.
      27.    AC-GND-DC untuk CH-B kegunaannya sama seperti penjelasan yang terdapat pada
         nomor 2.
      28.    COMPONET TEST IN terminal untuk komponen yang akan diuji.

  Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop terdapat tabung panjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube (CRT). Secara prinsip kerjanya ada  dua tipe osiloskop,yakni tipe analog (ART-analog real time oscilloscope) dan tipe digital(DSO-digital storage osciloscope),masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan. Para insinyur, teknisi maupun praktisi yang bekerja di laboratorium perlu mencermati karakter masing-masing agar dapat memilih dengan tepat osiloskop mana yang sebaiknya digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan dengan rangkaian elektronik yang sedang diperiksa atau diuji kinerjanya.


              Osiloskop Analog

            Osiloskop analog pada prinsipnya memiliki keunggulan seperti; harganya relatif lebih murah daripada osiloskop digital, sifatnya yang realtime dan pengaturannya yang mudah dilakukan karena tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang dilihat dengan peragaan di layar, serta mampu meragakan bentuk yang lebih baik seperti yang diharapkan untuk melihat gelombang-gelombang yang kompleks,misalnya sinyal video di TV dan sinyal RF yang dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah tidak dapat menangkap bagian gelombang sebelum terjadinya event picu serta adanya kedipan (flicker) pada layar untuk gelombang yang frekuensinya rendah(sekitar 10-20 Hz).

            Penjelasan untuk skema prinsip kerja osiloskop analog:
1.      Saat kita menghubungkan probe (kabel penghubung yang ujungnya diberi penjepit) ke sebuah rangkaian, sinyal tegangan mengalir dari probe menuju ke pengaturan vertikal dari sebuah sistem osiloskop (Vertical System), sebuah attenuator akan melemahkan sinyal tegangan input sedangkan amplifier akan menguatkan sinyal tegangan input. Pengaturan ini ditentukan oleh kita saat menggerakkan kenop "Volt/Div" pada user interface Osiloskop.
2.      Tegangan yang keluar dari sistem vertikal lalu diteruskan menuju pelat defleksi vertikal pada sebuah CRT (Catode Ray Tube), sinyal tegangan yang dimasukkan ke pelat ini nantinya akan digunakan oleh CRT untuk menggerakkan berkas-berkas elektron secara bidang vertikal saja (ke atas atau ke bawah).
3.      Sampai point ini dapat disimpulkan bahwa sistem vertikal pada osiloskop analog berfungsi untuk mengatur penampakan amplitudo dari sinyal yang diamati.
4.      Selanjutnya sinyal masuk ke dalam pelat defleksi vertikal. Sinyal tegangan yang teraplikasikan disini menyebabkan berkas-berkas elektron bergerak. Tegangan positif mengakibatkan berkas elektron bergerak ke atas, sedangkan tegangan negatif menyebabkan elektron terdorong ke bawah.
5.      Sinyal yang keluar dari vertical system tadi juga diarahkan ke trigger system untuk memicu sweep generator dalam menciptakan apa yang disebut dengan "Horizontal Sweep" yaitu pergerakan elektron secara sweep - menyapu ke kiri dan ke kanan - dalam dimensi horizontal atau dengan kata lain adalah sebuah ungkapan untuk aksi yang menyebabkan elektron untuk bergerak sangat cepat menyeberangi layar dalam suatu interval waktu tertentu. Pergerakan elektron yang sangat cepat (dapat mencapai 500,000 kali per detik) inilah yang menyebabkan elektron tampak seperti garis pada layar (misalnya seperti daun kipas pada kipas angin yang tampak seperti lingkaran saja saat berputar).
6.      Pengaturan berapa kali elektron bergerak menyebrangi layar inilah yang dapat kita anggap sebagai pengaturan Periode/Frekuensi yang tampak pada layar, bentuk konkretnya adalah saat kita menggerakkan kenop Time/Div pada Osiloskop.
7.      Pengaturan bidang vertikal dan horizontal secara bersama-sama akhirnya dapat mempresentasikan sinyal tegangan yang diamati ke dalam bentuk grafik yang dapat kita lihat pada layar CRT.
 Tahapan Penyetaraan (Kalibrasi) Osiloskop Analog

1.      Sesuaikan tegangan masukan sumber daya AC 220 yang ada di belakang osiloskop sebelum kabel daya AC dimasukkan stop kontak PLN.
2.      Nyalakan osiloskop dengan menekan tombol power.
3.      Set saluran pada tombol CH1.
4.      Set mode pada Auto.
5.      Atur intensitas, jangan terlalu terang pada tombol INTEN.
6.      Atur posisi berkas cahaya horizontal dan vertikal dengan mengatur tombol yang bernama horizontal dan vertikal.
7.      Set level mode pada tengah-tengah (-) dan (+).
8.      Set tombol tegangan (volt/div) bertanda V pada 2 V, sesuaikan dengan memperkirakan terhadap tegangan masukan.
9.      Pasang probe pada salah satu saluran, (misal CH1) dengan tombol pengalih AC/DC pada kedudukan AC.
10.  Atur saklar/switch pada pegangan probe dengan posisi pengali 1x.
11.  Tempelkan ujung probe pada titik kalibrasi.
12.  Atur Time/Div pada posisi 1 ms agar tampak kotak-kotak garis yang cukup jelas.
13.  Setelah tahapan 11, osiloskop siap digunakan untuk mengukur tegangan.



KESIMPULAN
1.      Secara umum fungsi dari osiloskop adalah untuk menganalisa tingkaah laku besaran yang berubah-ubah terhadap waktu yag ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal listrik yang sedang kita amati.
2.      Terdapat beberapa jenis tegangan gelombang yang terdapat padaa osiloskop yaitu gelombang sinusoida, gelombang blok, gelombang gigi gergaji dan gelombang segitiga.
3.      Cara penggunaan osiloskop adalah pertama pengkalibrasian kemudian menyetel fokus, intensitas, kemiringan, x position dan y position, setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe ke terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar.
4.      Layar osiloskop terbagi atas 8 skala besar arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal.






Senin, 13 Oktober 2014

PEMBUATAN OHM METER

Ohm-meter
Ohm-meter adalah alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.
Desain asli dari ohmmeter menyediakan baterai kecil untuk menahan arus listrik. Ini menggunakan galvanometer untuk mengukur arus listrik melalui hambatan. Skala dari galvanometer ditandai pada ohm, karena voltase tetap dari baterai memastikan bahwa hambatan menurun, arus yang melalui meter akan meningkat. Ohmmeter dari sirkui itu sendiri, oleh karena itu mereka tidak dapat digunakan tanpa sirkuit yang terakit.
Tipe yang lebih akurat dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang melewati arus constant (I) melalui hambatan, dan sirkuti lainnya yang mengukur voltase (V) melalui hambatan. Menurut persamaan berikut, yang berasal dari hukum Ohm, nilai dari hambatan (R) dapat ditulis dengan:

Prisip dasar Ohmmeter
  Arus yang dilewatkan pada Galvanometer dapat juga digunakan untuk mengukur tahanan
  Berdasarkan hukum Ohm R= V/I
  Dengan mengetahui teganan sumber dan arus yang melalui suatu resistor berarti dapat dihitung nilai R yang tidak diketehui.
  Oleh karena itu Ohmmeter membutuhkan sebuah sumber listrik DC (searah)


V = Potensial listrik (voltase/tegangan)
I  = Arus listrik yang mengalir.

Untuk pengukuran tingkat tinggi tipe meteran yang ada di atas sangat tidak memadai. Ini karena pembacaan meteran adalah jumlah dari hambatan pengukuran timah, hambatan kontak dan hambatannya diukur. Untuk mengurangi efek ini, ohmmeter yang teliti untuk mengukur voltase melalui resistor. Dengan tipe dari meteran ini, setiap arus voltase turun dikarenakan hambatan dari gulungan pertama dari timah dan hubungan hambatan mereka diabaikan oleh meteran. Teknik pengukuran empat terminal ini dinamakan pengukuran Kelvin, setelah metode William Thomson, yang menemukan Jembatan Kelvin pada tahun 1861 untuk mengukur hambatan yang sangat rendah. Metode empat terminal ini dapat juga digunakan untuk melakukan pengukuran akurat dari hambatan tingkat rendah.

Shunt Ohmmeter
            Ohmmeter shunt à Tahanan yang diukur dihubungkan paralel dengan galvanometer




Prinsip Kerja Ohmmeter shunt mirip dengan Ohmmeter series, hanya saja Papan skala Ohmmeternya  yang berbeda
Papan skala pada ohmmeter jenis seri adalah dengan arah dari kanan ke kiri  Pada papan skala ohmmeter jenis shunt adalah dengan arah dari kiri ke kanan.
Cara penggunaan dan pembacaan Ohmmeter shunt = Ohmmeter seri,
Hanya saja pada ohmmeter seri ketika hendak melakukan pengukuran dilakukan kalibrasi (pengaturan 0 Ω) dan pada ohmmeter shunt dilakukan pengaturan kalibarasi (∞ Ω).
Ohmmeter jenis shunt ini jarang digunakan à kemampuannya terbatas à umumnya untuk mengukur tahanan 5 Ω s.d 500 Ω.



Mengukur Nilai Resistansi Resistor (Ohm)

Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan sebelum melakukan pengukuran menggunakan ohm meter, yaitu :
1.                  Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
2.                  Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan angka nol (0), bila menurut anda angka yang ditunjuk sudah nol maka tidak perlu dilakukan pengaturan sekrup.
3.                  Lakukan Kalibrasi alat ukur. Posisikan saklar pemilih pada skala ohm pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel terminal negatif (hitam) dan positif (merah). Atur jarum AVO merer tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan tombol pengatur Nol Ohm.
4.                  Setelah kalibrasi atur saklar pemilihpada posisi skala Ohm yang diinginkan yaitu pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k, Maksud tanda x (kali /perkalian) disini adalah setiap nilai yang terukur atau yang terbaca pada alat ukur nntinya akan dikalikan dengan nilai skala Ohm yang dipilih oleh saklar Pemilih.
5.                  Pasangkan alat ukur pada komponen yang akan diukur ingat jangan pasangalat ukur ohm saat komponen masih bertegangan).
6.                  Baca Alat ukur.
Cara Membaca Ohm Meter
1.                  Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter sangatlah mudah.
2.                  Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum Penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih dengan sakelar pemilih.
3.                  Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda pilih sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut adalah 2000 ohm atau setara dengan 2 Kohm.
Misalkan pada gambar terbaca nilai tahanan suatu Resistor:
Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai resistansi tahanan / resistor tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk jarum   = 26
Skala pengali                     = 10 k
Maka nilai resitansinya       = 26 x 10 k
                                         = 260 k
                                         = 260.000 Ohm.

Seperti kita ketahui bahwa sebuah kumparan putar bekerja berdasarkan arus dcyang diterima oleh kumparan. Besarnya simpangan jarum kumparan putar sebanding dengan arus dc yang mengalir pada kumparannya.Pada saat kumparan putar akan dipakai sebagai alat ukur resistansi (ohmmeter),maka didalam rangkaiannya perlu ditambahkan sumber tegangan dc, karenaresistansi (tahanan R) tidak memiliki energi sebagai sumber arus dc yangdiperlukan oleh kumparan putar.Berikut ini adalah contoh rangkaian ohmmeter dengan kumparan putar. 

              Rangkaian Ohmmeter Titik X-Y adalah terminal ohmmeter tempat memasang resistor yang akan diukur,umumnya terminal ini dihubungkan dengan kabel untuk mengukur tahanannya.Rx adalah resistor yang akan diukur oleh ohmmeter tersebut, dan simpangan jarum akan menunjukkan besarnya nilai tahanan tersebut.               Untuk menentukan nilai Rs dari rangkaian ohmmeter diatas, titik X-Y dihubungsingkat, Rx = 0, dan simpangan jarum kumparan putar harus berada pada posisimaksimum yang menunjukkan skala nol pada skala ohmmeter. Dalam keadaan ini berlaku rumus sebagai berikut : Dari persamaan 1 bila V, Ifs dan Rm diketahui, maka Rs dapat ditentukan. Pada persamaan 2, kita dapat membuat skala tahanan Rx yang nilainya berbandingterbalik dengan I. Untuk Rx = 0 besarnya I adalah 100 %, bila Rx = ∞ maka I = 0%, dan bila Rx = Rm + Rs besarnya I adalah 50 %. 
 Alat dan Bahan 1 kumparan putar 2. 1 catu daya variabel 1,5 V3. 1 Multimeter 4.  potensiometer 1 k ohm , 50 k ohm , 100 k ohm IV. Langkah percobaanPercobaan A : Membuat skala pada Ohmmeter1.Buatlah Rangkaian seperti gambar   Hitung nilai Rs yang diperlukan dengan mengunakan persamaan 1, 2. kemudian pasang pada rangkaian diatas. Nilai Ifs dan Rm harus sudah diketahui.3. Hubung singkat X-Y, catat penunjukkan jarum pada kumparan putar, jarumharus menunjukkan posisi maksimum. Bila tidak, atur Rs sehingga penunjukkan jarum maksimum. Ukur dan catat nilai Rs   4. Pasang Rx = 10 kΩ pada terminal X-Y, perhatikan simpangan jarumkumparan putar. Catat besarnya (I dalam %) dalam bentuk tabel , untuk nilai 30kΩ, 45kΩ, dan 120kΩ.5.Ulangi langkah 4 untuk Rx = 30kΩ, 45kΩ, dan 120kΩ, dan catat semua nilai I dalam bentuk tabel.6. Ukur dan catat pula tegangan V, bila tidak sama sekali dengan 1,5 volt.       Buatlah rangkaian sebagai berikut :  1.Rangkaian ohmmeter dengan pengali2. Pasang Rsh = 10Ω3.Ukur Rx = 10Ω, dan catat persen skala pada kumparan putar.4.Ganti Rsh dan Rx dengan 100Ω, dan catat hasil pengukuran.5.Selanjutnya untuk Rsh dan Rx = 1kΩ dan Rsh = 15kΩ, Rx = 10kΩ              Dari data dan hasil perhitungan dapat diamati bahwa nilai persen skala adayangsangat jauh perbedaannya dengan teori yang seharusnyaitu membuktikan bahwa ohmmeter diatas masih memiliki kesalahan atau ohmmeter yang dibuat pada percobaan kali ini kurang baik pada skala Rxtertentu  Pada ohmmeter tidak terdapat range atau rentang yang ada ialah faktor  pengali dan            Pada ohmmeter yang kita buat tidak memiliki pengukur pasti hanya ada pengali dan pada ohmmeter kita hanya mengubah pengali tersebut namun pada percobaan kali ini tanpa disadari kita merubah juga nilai dari Rshdan Rx