pages

Jumat, 19 September 2014

Analisis Statistika Kesalahan

Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah 'statistika' (bahasa Inggris: statistics) berbeda dengan 'statistik' (statistic). Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data. Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar konsep dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa istilah statistika antara lain: populasi, sampel, unit sampel, dan probabilitas. Kata statistik sendiri berasal dari bahasa Latin, status, yang artinya negara. Namun secara praktis, kata tersebut digunakan untuk menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan ketatanegaraan. Pada perkembangannya, statistik kemudian digunakan untuk mengatakan tentang pengumpulan dan penyajian keterangan-keterangan yang dibutuhkan oleh negara serta berguna bagi negara.
Semua sumber kesalahan sistematik yang telah dibahas sampai saat ini berkaitan langsung dengan operasi pengamatan. Namun bagaimanapun, kesalahan sitematik juga dapat disebabkan oleh penyederhanaan model geometri atau matematika yang dipilih untuk mewakili daerah survey. Semisal model segitiga digunakan untuk menghubungkan tiga stasiun yang terpisah beberapa kilometer daripada menggunakan model segitiga bola, maka kelebihan jarak yang terjadi akan muncul sebagai kesalahan sistematik.

Pada dasarnya, statistik merupakan suatu kerangka teori yang juga bagian dari metode yang telah dikembangkan untuk melakukan pengumpulan data, analisis, dan keputusan atas suatu persoalan.
Akan tetapi, pergeseran makna pun terjadi pada statistik. Dewasa ini, statistik diartikan bukan pada soal ketatanegaraan, melainkan diartikan sebagai representasi suatu keadaan yang umumnya ditekankan dengan angka-angka atau bilangan.
Sebagai contoh, statistik kelahiran dan kematian yaitu data-data yang ditunjukkan dengan angka-angka tertentu sebagai representasi jumlah kelahiran dan kematian. Tidak hanya itu, statistik juga dapat digunakan untuk menyatakan ukuran, rata-rata, nilai penyimpangan, dan angka indeks.
Dengan kata lain, statistik memberikan informasi mengenai suatu persoalan yang telah diteliti sebelumnya dengan menggunakan data kuantitatif. Data kuantitatif sendiri adalah fakta yang dapat diwujudkan dengan angka-angka. Data kuantitatif tersebut menunjukkan jumlah item tertentu dari suatu kelompok yang akan diketahui karakteristiknya.
Data tersebut dikumpulkan, diolah, dianalisis, dan disimpulkan. Untuk mendapatkan hasil data kuantitatif yang akurat diperlukan ilmu statistik, metode statistik, dan analisis statistik.
Dalam ilmu statistik dikenal adanya tugas statistik, yakni statistik deskriptif dan statistik induktif. Statistik deskriptif adalah statistik yang memunyai tugas untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data serta menyajikannya dalam bentuk yang baik.
Sementara itu, statistik induktif adalah statistik yang memunyai tugas mengambil simpulan dan membuat keputusan beralasan sehubungan dengan ketidakpastian di masa depan, berdasarkan analisis yang telah dilakukan. Statistik induktif sering juga disebut statistik inferensial.


Langkah-langkah dan Metode Statistik
Dalam mendapatkan data statistik yang akurat dan baik, diperlukan adanya metode statistik, yakni metode analisis data kuantitatif dengan enam langkah berikut ini :
1.  Pembatasan persoalan
2.  Pengumpulan data yang relevan
3.  Penyelidikan
4.  Pengklasifikasian
5.  Penyajian
6.  Analisis
Langkah pertama dalam pemikiran yang rasional statistik adalah pembatasan persoalan yang benar. Dalam pembatasan persoalan ini, bukan hanya definisi persoalan saja yang harus dihadirkan, tapi juga persoalan tersebut harus dibatasi sehingga penggunaan metode kuantitatif mendapat kemungkinan untuk mencari jawaban dari persoalan tersebut.
Langkah selanjutnya dalam metode statistik ini adalah pengumpulan data yang relevan. Jika hendak mengumpulkan data yang relevan, harus ditentukan pula jenis data yang hendak dikumpulkan. Dengan begitu, proses ini akan berlangsung dengan lancar.
Penyelidikan adalah langkah ketiga yang harus dilakukan dalam metode statistik. Setelah persoalan tertentu dipelajari dan dibatasi, informasi yang tersedia telah dikumpulkan, kemudian diadakan penyeleksian data karena tidak semua data yang telah dikumpulkan diperlukan dalam penelitian tersebut. Data yang diperlukan hanyalah data yang berperan pada saat pengambilan simpulan dan keputusan tentang persoalan tersebut. Di luar hal itu, data-data lain dianggap tidak diperlukan.
Langkah pada metode statistik selanjutnya adalah pengklasifikasian, yakni proses untuk memisahkan data atas kelompok-kelompok dengan dasar yang sama. Dengan kata lain, bagian-bagian pada suatu kelompok harus memunyai sifat-sifat umum yang sama yang dapat dibedakan dengan bagian-bagian yang dikumpulkan pada kelompok lain.
Setelah keempat langkah tersebut dilakukan, barulah data statistik tersebut disajikan, baik dalam bentuk tabel maupun diagram. Terakhir, informasi yang telah disajikan dalam tabel statistik akan memberikan banyak keterangan bagi peneliti, namun untuk pihak lain dibutuhkan analisis lebih jauh sehingga data tersebut dapat dimengerti. Oleh karena itu, dibutuhkan langkah selanjutnya yang dinamakan analisis data.



Kesalahan dalam Analisis Statistik
Dalam menganalisis data statistik diperlukan jaminan ketepatan informasi tentang persoalan tersebut sehingga data harus diukur secara pasti. Ada beberapa kesalahan informasi yang bisa muncul saat kita melakukan analisis data, yakni kesalahan kebetulan dan kesalahan sistematis.
Kesalahan kebetulan adalah kesalahan yang bersifat tidak disengaja saat mengukur, mencatat, atau memasukkan data pada tabel statistik. Sementara itu, kesalahan sistematis adalah kesalahan yang sifatnya disengaja. Kesalahan ini bisa ditemukan jika responden mengemukakan sesuatu yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Kesalahan sistematis dalam analisis statistik pun bermacam-macam, antara lain :
·       Bias, yakni kesalahan dalam penggunaan analisis statistikyang berupa penyimpangan yang tidak disadari oleh si pengguna data.

·       Data yang tidak komparabel, yakni kurang adanya perbandingan data statistik yang sedang diteliti dengan data lain yang relevan pada kurun waktu tertentu.

·       Asumsi yang tidak tepat, yakni hubungan sebab akibat yang membuat adanya data statistik sebagai representasi suatu persoalan.

·       Perbandingan dengan periode yang tidak normal. Hal ini dapat menimbulkan kesalahan pada data statistik sehingga periode yang tidak normal dianggap sebagai periode normal.

·       Sampling yang tidak tepat juga akan menimbulkan kesalahan pada analisis statistik karena sebagian besar analisis menggunakan sampling sebagai dasar dalam mengambil simpulan dan keputusan selanjutnya terhadap persoalan tersebut.




Jenis Data Statistik
Dilihat dari sumber dan penggunaannya, data statistik dibedakan menjadi data intern dan data ekstern. Data intern adalah data yang dikumpulkan oleh suatu badan, dan hasil pengumpulan datanya pun digunakan untuk kepentingan badan tersebut. Sementara itu, yang dimaksud dengan data ekstern adalah data yang tidak terdapat dalam aktivitas intern suatu badan.
Data ini dapat diperoleh dari sumber lain seperti majalah, surat kabar, atau badan lainnya yang menyediakan data statistik tersebut. Selain dilihat dari sumber dan penggunaannya, data statistik juga dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis data berdasarkan sumber dan proses pengumpulannya, yakni data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh suatu badan dan diterbitkan oleh badan tersebut. Badan lain pun, baik badan swasta maupun pemerintah, dapat memeroleh data statistik tersebut. Sementara data sekunder adalah data yang dilaporkan oleh suatu badan. Badan tersebut tidak melakukan pengumpulan data statistik secara independen, melainkan diperoleh dari pihak lain yang telah mengumpulkan data tersebut terlebih dahulu.
Selain keempat jenis data statistik di atas, ada juga yang disebut dengan data diskrit dan data kontinyu. Data diskrit adalah data yang hanya memunyai jumlah nilai yang terbatas, seperti pada nilai banyaknya muris, hewan ternak, dan hasil panen. Data diskrit juga sering disebut nilai pengamatan karena merupakan hasil dari pengamatan suatu persoalan kuantitatif.

Data kontinyu atau sering juga disebut nilai pengamatan kuantitatif kontinyu adalah data yang secara teoretis dapat menjalani setiap nilai, misalnya nilai pada pengukuran panjang, isi, berat, waktu, dan lain-lain. Nilai dari data statistik tersebut bersifat tidak terbatas sehingga penelitian dan pengukuran harus dilakukan secara cermat dan teliti agar tidak menimbulkan kesalahan pada datastatistik akhir.

Kamis, 04 September 2014

Alat-Alat Ukur Elektronika




Macam-Macam Alat Ukur Elektronika yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain:


  • Amperemeter
  • VoltMeter
  • Ohmmeter
  • Multimeter/Avometer
  • Wattmeter
  • LCR meter
  • Frekuensimeter
  • KWHmeter
  • Earthtester
  • Osiloscop
  • MegaOhmMeter
  • GeneratorFungsi
  • pHmeter
  • Clampmeter
1.Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik yang ada dalam rangkaian tertutup. Amperemeter biasanya dipasang berderet dengan elemen listrik Cara menggunakannya adalah dengan menyisipkan amperemeter secara langsung ke rangkaian.






2,Voltmeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besara tegangan atau beda potensial listrik antara dua titik pada suatu rangkaian listrik yang dialiri arus listrik. Pada alat ukur voltmeter ini biasanya ditemukan tulisan voltmeter (V), milivoltmeter (mV), mikrovoltmeter, dan kilovolt (kV). Sekarang ini, voltmeter ditemukan dalam dua jenis yaitu voltmeter analog (jarum penunjuk) dan voltmeter digital. Voltmeter memiliki batas ukur tertentu, yakni nilai tegangan maksimum yang dapat diukur oleh voltmeter tersebut.

3.Ohm-meter adalah alat pengukur hambatan listrik , yaitu daya untuk menahan mengalirnya arus listrik dalam suatukonduktor . Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakandalamohm. Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm









4.Multimeter atau multitester adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus (amperemeter). Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.
            Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini. Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital. Namun multimeter jenis ini lebih mudah digunakan sehingga banyak para teknisi yang familiar menggunakan tester analog daripada digital.

                Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan service center yang memakai multimeter digital. Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan multimeter analog.

5.Wattmeter adalah instrumen pengukur daya listrik yang pembacaannya dalam satuan watt di mana merupakan kombinasi voltmeter dan amperemeter. Dalam pengoperasiannya harus memperhatikan petunjuk yang ada pada manual book atau tabel yang tertera pada wattmeter. 






6.LCR meter adalah bagian dari peralatan tes elektronik yang digunakan untuk mengukur inductance (L),capacitance (C), dan resistance (R) dari komponen. Dalam versi sederhana dari nilai-nilai alat ini sebenarnya dari kuantitas ini tidak diukur, melainkan dengan impedansi yang diukur secara internal dan dikonversi untuk ditampilkan dengan kapasitansi yang sesuai atau nilai induktansi. Meteran LCR juga dapat digunakan untuk menilai variasi induktansi sehubungan dengan posisi rotor dalam mesin magnet permanen (namun harus berhati-hati karena beberapa meter LCR bisa rusak oleh dihasilkan EMF yang dihasilkan dengan memutar rotor di mesin magnet permanen).

7.Frekuensi Meter adalah alat untuk mengukur frekuensi. Frekuensi yang diukur merupakan frekuensi tunggal dan digunakan untuk monitoring perubahan frekuensi listrik dari PLN. 

Perubahan frekuensi ini akan mempengaruhi kinerja dari alat-alat elektronik, tentu saja tergantung dari alat elektronik tersebut, ada yang sensitif dengan perubahan frekuensi listrik yang kecil, tapi ada juga yang mempunyai nilai toleransi lebih besar terhadap perubahan frekuensi listrik.

8.KWH meter merupakan suatu alat ukur yang banyak dipakai baik di lingkungan perumahan, perkantoran maupun industri. Alat ukur ini sudah mengalami perkembangan yang begitu luar biasa dalam beberapa tahun terakhir ini. Pada awalnya, fungsi utama dari KWH meter ialah untuk menghitung pemakaian energi listrik. Dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, maka KWH meter berkembang menjadi suatu alat ukur otomatis yang bisa mengirimkan hasil pengukurannya kepada perusahaan listrik yang bersangkutan.


9.Earth Tester adalah sebuah alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur tahanan pentanahan baik untuk mengukur tahanan pentanahan untuk instalasi listrik maupun mengukur tahanan pentanahan untuk instalasi penangkal petir.

10.Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Ada beberapa jenis osiloskop berbasis komputer, dan telah diimplementasikan, salah satu jenis osiloskop digital berbasis komputer menggunakan sound card yang dikendalikan di bawah sistem operasi Linux.

11.Mega Ohm Meter atau yang biasa disebut megger merupakan salah satu alat ukur yang berfungsi untuk mengukur tahan isolasi dari suatu instalasi atau untuk mengetahui apakah penghantar dari suatu instalasi terdapat hubung langsung, apakah antara fasa dengan fasa atau dengan nol (tanah).

12.Generator fungsi adalah alat ukur yang digunakan sebagai sumber pemicu yang diperlukan, merupakan bagian dari peralatan (software) uji coba elektronik yang digunakan untuk menciptakan gelombang listrik. Gelombang ini bisa berulang-ulang atau satu kali.Generator fungsi analog umumnya menghasilkan gelombang segitiga sebagai dasar dari semua outputnya. Segitiga ini dihasilkan oleh kapasitor yang dimuat dan dilepas secara berulang-ulang dari sumber arus konstan

13.pH meter adalah alat ukur elektronik yang digunakan untuk mengukur kadar pH (keasaman atau alkalinitas) dari sebuah cairan (meski probe khusus kadang digunakan untuk mengukur kadar pH zat setengah padat). Umumnya pH meter terdiri dari probe pengukur khusus (elektroda kaca) yang terhubung dengan meter elektronik yang mengukur dan menampilkan hasil pembacaan pH.


14.Clamp meter adalah sebuah alat ukur yang sangat nyaman digunakan yang memberikan kemudahan pengukuran arus listrik tanpa mengganggu rangkaian listriknya. Saat melakukan pengukuran arus listrik menggunakan multimeter, kita harus memotong kabel/memutusnya dan menghubungkan alat ukur tersebut ke rangkaian yang hendak diukur. Namun jika menggunakan clamp meter/tang ampere, kita dapat mengukur arus dengan hanya meng-clamp kan pada salah satu kabel/konduktor.Salah satu keuntungan dari metode ini adalah kita bahkan dapat mengukur arus tinggi tanpa harus mematikan terlebih dulu rangkaian yang akan diukur.