1.GENERATOR FUNGSI
Function Generator adalah alat ukur elektronik yang
menghasilkan, atau membangkitkan gelombang berbentuk sinus, segitiga, ramp,
segi empat, dan bentuk gelombang pulsa.
Function generator terdiri dari
generator utama dan generator modulasi. Generator Utama
menyediakan gelombang output sinus, kotak, atau gelombang segitiga
dengan rangkuman frekwensi 0,01 Hz sampai 13 MHz. Generator modulasi
menghasilkan bentuk gelombang sinus, kotak, dan segitiga dengan
rangkuman frekwensi 0,01 Hz sampai 10 kHz. Generator sinyal input dapat digunakan
sebagai Amplitudo Modulation (AM) atau Frequensi Modulation (FM). Selubung (envelope) AM dapat diatur dari 0% sampai 100%; FM dapat diatur frekwensi pembawanya
hingga ±5%. Function Generator umumnya menghasilkan frekuensi
pada kisaran 0,5 Hz sampai 20 Mhz atau lebih tergantung rancangan pabrik
pembuatnya. Frekuensi yang dihasilkan dapat dipilih dengan memutar-mutar tombol
batas ukur frekuensi (frequency range).
Amplitudo sinyal yang dapat diatur berkisar antara
0,1V – 20 Vp-p (tegangan puncak ke puncak) kondisi tanpa beban, dan
0,1 V – 10Vp-p (Volt peak to peak/tegangan puncak ke
puncak) dengan beban sebesar 50Ω. Output utama ditetapkan oleh SYNC
Output. Gambar 47 memperlihatkan salah satu bentuk Function Generator
yang dimaksud.
Generator fungsi (function generator) juga memiliki pengertian sebuah
instrumen terandalkan yang memberikan suatu pilihan beberapa bentuk
gelombang yang frekwensi-frekwensinya diatur sepanjang rangkuman (range)
yang lebar. Bentuk-bentuk yang lazim digunakan adalah sinusoida, segitiga,
persegi, dan gigi gergaji. Frekuensi bentuk - bentuk gelombang
ini dapat bisa diatur dari sati hertz sampai beberapa ratus
kilokertz (kHz) bahkan sampai megahertz (MHz).generator fungsi juga
bagian dari peralatan atau software uji coba
elektronik yang digunakan untuk menciptakan gelombang listrik. Gelombang
ini bisa berulang-ulang atau satu kali yang dalam kasus ini semacam sumber
pemicu diperlukan, secara internal ataupun eksternal.Tipe lain
dari generator fungsi adalah sub-sistem yang menyediakan output
sebanding terhadap beberapa input fungsi matematika. Contohnya,
output berbentuk kesebandingan dengan akar kuadrat dari input. Alat seperti itu digunakan dalam sistem pengendali umpan dan komputer analog.
Generator fungsi analog umumnya menghasilkan
gelombang segitiga sebagai dasar dari semua outputnya. Segitiga ini dihasilkan oleh kapasitor yang dimuat dan dilepas secara berulang-ulang dari sumber
arus konstan. Hal ini menghasilkan ramp voltase
menanjak dan menurun secara linier. Ketika voltase output mencapai batas atas dan batas bawah, proses pemuatan dan pelepasan dibalik menggunakan komparator. menghasilkan
gelombang segitiga linier. Dengan arus yang bervariasi dan
ukuran kapasitor, frekuensi yang berbeda dapat dihasilkan.
FUNGSI FUNCTION GENERATOR
Uraian berikut
berisikan fungsi Function Generator sebagai;
A. Function Generator Output, Untuk
mendapatkan keluaran (output) bentuk gelombang yang diinginkan.
B. Sweep Generator Output, Untuk
mendapatkan ayunan (sweep) bentuk gelombang yang diinginkan.
C. Frequency Counter, untuk
menghitung frekuensi.
a.
Langkah-langkah kerja dimana Function Generator dioperasikan sebagai Function
Generator Output.
a. Pilih tipe
gelombang yang dibutuhkan dengan cara memutar saklar putar (rotary switch)
pada control FUNCTION (lihat kembali uraian tentang FUNCTION SELECTOR
pada control dan indicator).
b. Pilih batas ukur (range)
frekuensi dengan cara memutar saklar pada control RANGE.
c. Hubungkan sinyal
dari keluaran utama (Main Output) ke Channel-1 Oscilloscope
dan sinyal dari Sync Output ke Channel-2 Oscilloscope.
Setel Trigger Source yang terdapat pada Channel-2 Oscilloscope.
d. Dengan tombol pengatur,
setel frekuensi sinyal, display akan menampilkan pembacaan frekuensi.
e. Melalui tombol
pengatur amplitudo, aturlah amplitudo dari sinyal.
f. Menggunakan tombol
OFFSET aturlah DC Offset sesuai dengan tingkat kebutuhan (dari
-10 Volt sampai dengan +10 Volt).
g. Sebelum menyambung Function
Generator ke beban luar (Oscilloscope, rangkaian audio), periksalah
impedans beban.
b.
Langkah-langkah kerja dimana Function Generator dioperasikan sebagai Sweep
Generator Output
a. Hubungkan terminal
keluaran utama (Main Output) ke Channel-1 dari Oscilloscope,
keluaran ayunan (Sweep Output) ke Channel-2.
b. Channel-2 dari Oscilloscope
menampilkan bentuk gelombang gigi gergaji.
c. Menggunakan tombol
“RATE”, atur kecepatan ayunan sinyal (dari 5 detik menjadi 10 mili detik).
d. Atur penggunaan
frekuensi sebagaimana penjelasan pada Function Generator Output.
e. Tarik saklar
“RATE” untuk membuat mode SWEEP on.
f. Channel-1
akan menampilkan gelombang ayunan (sweep wave).
g. Atur lebar ayunan dengan
menggunakan tombol WIDTH.
c.
Langkah-langkah kerja dimana Function Generator dioperasikan sebagai Frequency
Counter
a. Periksalah posisi
saklar yang terdapat pada control “COUPLING”, saklar pada posisi HF digunakan
untuk frekuensi lebih dari 100 kHz. Saklar pada posisi LF digunakan untuk
frekuensi di bawah 100 kHz.
b. Pada saat Function
Generator berfungsi sebagai Frequency Counter, (saklar pada posisi counting
mode), “EXT COUNTER LED” akan menyala.
c. Hubungkan sinyal
dari luar yang akan dihitung frekuensinya dengan “EXT COUNTER BNC”.
d. Display akan menampilkan
nilai frekuensi dalam Hz/kHz.
KARAKTER OUTPUT FUNCTION GENERATOR
Generator utama
dan generator modulasi memberikan lima
bentuk gelombang yang berbeda.
a.
Sinus
b. Kotak
c. Segitiga
d. Ramp
e. Pulsa
a.
Output Gelombang Sinus
Distorsi harmonik Total (Total
harmonic Distortian –
THD) gelombang sinus utama, termasuk gangguan dan harmonik, lebih kecil 0,5% dari 10 Hz. hingga 50 kHz lebih besar 30 dB
dibawah dasarnya dari 50 kHz hingga 13
MHz. Distorsi modulasi gelombang sinus
lebih kecil 2% THD dari 10 Hz hingga 10 kHz.
b.
Output Gelombang Kotak
Nilai RMS secara simetrik (50%) duty
cycle) bentuk gelombang sama dengan nilai puncak. Waktu naik atau turun lebih kecil 18 ns
antara 10% dan 90% gelombang output kotak
p-p. Simpangan dari pengaturan
amplitudo akhir bentuk gelombang kotak setelah
overshoot, akan tidak lebih dari ±10% nilai a kh i r.
Output Gelombang Segitiga Nilai RMS
bentuk gelombang segitiga adalah 0,557
kali nilai puncak. Ramp segitiga menyimpang tidak kurang dari 1% dari nilai total puncak ke puncak ramp.
c.
Ramp
Output ramp dapat diberikan dari
generator utama dengan memilih bentuk gelombang segitiga dan mengatur knob
kontrol simetri. Output ramp generator utama dapat diubah pada amplitudo
dengan knob AMPLITUDO. Output ramp generator modulasi mempunyai amplitudo
yang tetap, yang mana waktu slop dan retlace dapat diubah dengan
knob SYM pada generator modulasi.
d. Pulsa
Pulsa dengan perubahan amplitudo dari
0 V hingga 20 Vp-p
pada rangkaian terbuka, yang memungkinkan
pada generator utama. Dengan cara ini
memilih siklus tunggal burst mengatur awal (start) pada titik nol (zero point) dengan knob TRIGGER PHASE, dan menentukan lebar pulsa dengan dial FREQUENCY. Output SYNC dapat <10nsec
waktu waktu pulsa naik dengan mengubah
simetri pada generator utama.
SISTEM KERJA FUNCTION GENERATOR
Frekuensi pembawa dibangkitkan oleh sebuah osilator
LC yang sangat stabil, menghasilkan sebuah bentuk gelombang sinus yang baik dan tidak memiliki dengung yang cukup besar atau modulasi derau. Frekuensi osilasi dipilih melalui sebuah pengontrol rangkuman frekuensi dan sebuah cakera penyetel nonius ( vernier ). Rangkaian LC dirancang agar memberikan suatu keluaran yang tetap konstan sepanjang setiap rangkuman frekuensi.
Frekuensi yang
masuk memasuki penguat pita lebar, didalam pita lebar terdapat proses yang dibantu oleh osiloskop untuk mengubah
gelombang frekwensi seperti gelombang sinus, segitiga dan kotak.
Untuk penggunaan generator fungsi
selalu berhubungan dengan Osiloskop, untuk pertama
sambungkan generator fungsi dengan Osiloskop
menggunakan kabel copling, atur pada Generator fungsi menggunakan sinus, segitiga atau kotak, atur semua frekuensi amplitudo yang terdapat pada tiap - tiap bagian, jangan lupa juga untuk mengatur frekuensi menggunakan berapa hz.
PERAWATAN FUNCTION GENERATOR
Agar dalam penggunaan generator
fungsi tidak merusak peralatan ada beberapa tips supaya tetap tahan lama:
·
Setelah alat selesai digunakan matikanlah jangan dibiarkan menyala.
·
Untuk kabelnya gulunglah dengan rapi.
·
Simpanlah Generator fungsi ditempat kering untuk menghindari
berkaratnya bagian dalam generator fungsi , dan Hindarkan dari
tempat – tempat yang berdebu.
KESIMPULAN
1. Bentuk
isyarat yang dihasilkan adalah gelombanag sinus, segitiga, persegi
dan pulsa.
2. Semakin besar nilai tahanan pengatur frekuensi dari komponen luar
menyebabkan frekuensi gelombang semakin tinggi dan semakin besar nilai
kapasitansi kapasitor dari komponen luar mengakibatkan frekuensi semakin kecil,
frekuensi generator fungsi yang dihasilkan 0.031 KHz sampai 200.256 KHz. Tegangan keluaran gelombang berbanding lurus
terhadap nilai tahanan pengatur
amplitudo.
3. Ketelitian generator fungsi untuk setiap
perubahan nilai tahanan
pengatur frekuensi dan perubahan nilai kapasitansi kapasitor masing-masing adalah 99.99%,
serta kestabilan generator
fungsi terhadap perubahan nilai fekuensi dan tegangan keluar
pada nilai tertentu berturut-turut adalah99.96% dan 100%, berarti kestabilan
generator fungsi ini sangat tinggi.
2.OSILOSCOPE
Osiloskop adalah alat
ukur yang mana dapat menunjukan kepada kita “bentuk” dari sinyal listrik dengan
menunjukan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya. Itu seperti
layaknya voltmeter dengan fungsi kemampuan lebih, penampilan tegangan berubah
terhadap waktu, sebuah graticule setiap 1 cm grid membuat kita dapat melakukan
pengukuran dari tegangan dan waktu pada layar
Osiloskop terdiri dari dua bagian yaitu Display dan Panel
Control :
Display
Display menyerupai tampilan layar pada televisi. Display pada Oscilloscope berfungsi sebagai tempat tampilan sinyal uji. Pada Display Oscilloscope terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak yang disebut dengan div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan.
PanelControl
Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar. Tombol-tombol pada panel osiloskop antara lain :
Display
Display menyerupai tampilan layar pada televisi. Display pada Oscilloscope berfungsi sebagai tempat tampilan sinyal uji. Pada Display Oscilloscope terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak yang disebut dengan div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan.
PanelControl
Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar. Tombol-tombol pada panel osiloskop antara lain :
- Focus : Digunakan untuk
mengatur fokus
- Intensity : Untuk mengatur
kecerahan garis yang ditampilkan di layar
- Trace rotation : Mengatur
kemiringan garis sumbu Y=0 di layar
- Volt/div : Mengatur berapa
nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di layar
- Time/div : Mengatur berapa
nilai waktu yang diwakili oleh satu div di layar
- Position : Untuk mengatur
posisi normal sumbu X (ketika sinyal masukannya nol)
- AC/DC : Mengatur fungsi
kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop. Jika tombol pada posisi
AC maka pada terminal masukan diberi kapasitor kopling sehingga hanya
melewatkan komponen AC dari sinyal masukan. Namun jika tombol diletakkan
pada posisi DC maka sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya
dikutsertakan.
- Ground : Digunakan untuk
melihat letak posisi ground di layar.
- Channel 1/ 2 : Memilih saluran
/ kanal yang digunakan.
Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal (Dual
Trace) yang bisa digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan,
misalnya kanal satu dipasang untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk
melihat sinyal keluaran.
Panel kontrol Oscilloscope
|
Keterangan gambar panel kontrol Osilokop
Dual Trace diatas :
1. VERTICAL INPUT : merupakan input terminal untuk channel-A/saluran A.
2. AC-GND-DC : Penghubung input vertikal untuk saluran A.
1. VERTICAL INPUT : merupakan input terminal untuk channel-A/saluran A.
2. AC-GND-DC : Penghubung input vertikal untuk saluran A.
- Jika tombol pada posisi AC,
sinyal input yang mengandung komponen DC akan
ditahan/di-blokir oleh sebuah kapasitor.
- Jika tombol pada posisi GND,
terminal input akan terbuka, input yang bersumber dari penguatan internal
di dalam Oscilloscope akan di-grounded.
- Jika tombol pada posisi DC,
input terminal akan terhubung langsung dengan penguat yang ada di dalam
Oscilloscope dan seluruh sinyal input akan ditampilkan pada layar monitor.
3. MODE
- CH-A : tampilan bentuk
gelombang channel-A/saluran A.
- CH-B : tampilan bentuk
gelombang channel-B/saluran B.
- DUAL : pada batas ukur (range)
antara 0,5 sec/DIV – 1 msec (milli second)/DIV, kedua frekuensi dari kedua
saluran (CH-A dan CH-B) akan saling berpotongan pada frekuensi sekitar
200k Hz. Pada batas ukur (range) antara 0,5 msec/DIV – 0,2 µ sec/DIV
saklar jangkauan ukur kedua saluran (channel/CH) dipakai bergantian.
- ADD : CH-A dan CH-B saling dijumlahkan. Dengan menekan
tombol PULL INVERT akan diperoleh SUB MODE.
4. VOLTS/DIV
variabel untuk saluran (channel)/CH-A.
5. VOLTS/DIV pelemah vertikal (vertical attenuator) untuk saluran (channel)/CH-A.
5. VOLTS/DIV pelemah vertikal (vertical attenuator) untuk saluran (channel)/CH-A.
- Jika tombol “VARIABLE” diputar ke kanan (searah jarum
jam), pada layar monitor akan tergambar tergambar tegangan per “DIV”.
Pilihan per “DIV” tersedia dari 5 mV/DIV – 20V/DIV.
6. Pengatur
posisi vertikal untuk saluran (channel)/CH-A.
7. Pengatur posisi horisontal.
8. SWEEP TIME/DIV.
9. SWEEP TIME/DIV VARIABLE.
10. EXT.TRIG untuk men-trigger sinyal input dari luar.
11. CAL untuk kalibrasi tegangan pada 0,5 V p-p (peak to peak) atau tegangan dari puncak
ke puncak.
12. COMP.TEST saklar untuk merubah fungsi Oscilloscope sebagai penguji komponen
(component tester). Untuk menguji komponen, tombol SWEEP TIME/DIV di “set” pada
posisi CH-B untuk mode X-Y. tombol AC-GND-DC pada posisi GND.
13. TRIGGERING LEVEL.
14. LAMPU INDIKATOR.
15. SLOPE (+), (-) penyesuai polaritas slope (bentuk gelombang).
16. SYNC untuk mode pilihan posisi saklar pada; AC, HF REJ, dan TV.
17. GND terminal ground/arde/tanah.
18. SOURCE penyesuai pemilihan sinyal (syncronize signal selector). Jika tombol SOURCE pada
posisi :
7. Pengatur posisi horisontal.
8. SWEEP TIME/DIV.
9. SWEEP TIME/DIV VARIABLE.
10. EXT.TRIG untuk men-trigger sinyal input dari luar.
11. CAL untuk kalibrasi tegangan pada 0,5 V p-p (peak to peak) atau tegangan dari puncak
ke puncak.
12. COMP.TEST saklar untuk merubah fungsi Oscilloscope sebagai penguji komponen
(component tester). Untuk menguji komponen, tombol SWEEP TIME/DIV di “set” pada
posisi CH-B untuk mode X-Y. tombol AC-GND-DC pada posisi GND.
13. TRIGGERING LEVEL.
14. LAMPU INDIKATOR.
15. SLOPE (+), (-) penyesuai polaritas slope (bentuk gelombang).
16. SYNC untuk mode pilihan posisi saklar pada; AC, HF REJ, dan TV.
17. GND terminal ground/arde/tanah.
18. SOURCE penyesuai pemilihan sinyal (syncronize signal selector). Jika tombol SOURCE pada
posisi :
- INT : sinyal dari channel A
(CH-A) dan channel B (CH-B) untuk keperluan pen-trigger-an/penyulutan
saling dijumlahkan,
- CH-A : sinyal untuk
pen-trigger-an hanya berasal dari CH-A,
- CH-B : sinyal untuk
pen-trigger-an hanya berasal dari CH-B,
- AC : bentuk
gelombang AC akan sesuai dengan sumber sinyal AC itu sendiri,
- EXT : sinyal yang masuk ke EXT
TRIG dibelokkan/dibengkokkan disesuaikan dengan sumber sinyal.
19. POWER ON-OFF.
20. FOCUS digunakan untuk menghasilkan tampilan bentuk
gelombang yang optimal.
21. INTENSITY pengatur kecerahan tampilan bentuk gelombang agar mudah dilihat.
22. TRACE ROTATOR digunakan utuk memposisikan tampilan garis pada layar agar tetap berada pada posisi horisontal. Sebuah obeng dibutuhkan untuk memutar trace rotatorini.
23. CH-B POSITION tombol pengatur untuk penggunaaan CH-B/channel (saluran) B.
24. VOLTS/DIV pelemah vertikal untuk CH-B
21. INTENSITY pengatur kecerahan tampilan bentuk gelombang agar mudah dilihat.
22. TRACE ROTATOR digunakan utuk memposisikan tampilan garis pada layar agar tetap berada pada posisi horisontal. Sebuah obeng dibutuhkan untuk memutar trace rotatorini.
23. CH-B POSITION tombol pengatur untuk penggunaaan CH-B/channel (saluran) B.
24. VOLTS/DIV pelemah vertikal untuk CH-B
25. VARIABLE.
26. VERTICAL INPUT input vertikal untuk CH-B.
27. AC-GND-DC untuk CH-B kegunaannya sama seperti
penjelasan yang terdapat pada
nomor 2.
nomor 2.
28. COMPONET TEST IN terminal untuk komponen yang akan
diuji.
Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop
terdapat tabung panjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube
(CRT). Secara prinsip kerjanya ada dua tipe osiloskop,yakni tipe analog
(ART-analog real time oscilloscope) dan tipe digital(DSO-digital storage
osciloscope),masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan. Para insinyur,
teknisi maupun praktisi yang bekerja di laboratorium perlu mencermati karakter
masing-masing agar dapat memilih dengan tepat osiloskop mana yang sebaiknya
digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan dengan rangkaian elektronik
yang sedang diperiksa atau diuji kinerjanya.
Osiloskop Analog
Osiloskop analog pada prinsipnya memiliki keunggulan seperti; harganya relatif
lebih murah daripada osiloskop digital, sifatnya yang realtime dan
pengaturannya yang mudah dilakukan karena tidak ada tundaan antara gelombang
yang sedang dilihat dengan peragaan di layar, serta mampu meragakan bentuk yang
lebih baik seperti yang diharapkan untuk melihat gelombang-gelombang yang
kompleks,misalnya sinyal video di TV dan sinyal RF yang dimodulasi amplitudo.
Keterbatasanya adalah tidak dapat menangkap bagian gelombang sebelum terjadinya
event picu serta adanya kedipan (flicker) pada layar untuk gelombang yang
frekuensinya rendah(sekitar 10-20 Hz).
Penjelasan untuk skema prinsip kerja osiloskop analog:
1. Saat kita menghubungkan
probe (kabel penghubung yang ujungnya diberi penjepit) ke sebuah
rangkaian, sinyal tegangan mengalir dari probe menuju ke pengaturan vertikal
dari sebuah sistem osiloskop (Vertical System), sebuah attenuator akan
melemahkan sinyal tegangan input sedangkan amplifier akan menguatkan sinyal
tegangan input. Pengaturan ini ditentukan oleh kita saat menggerakkan kenop
"Volt/Div" pada user interface Osiloskop.
2. Tegangan yang keluar dari
sistem vertikal lalu diteruskan menuju pelat defleksi vertikal pada sebuah CRT
(Catode Ray Tube), sinyal tegangan yang dimasukkan ke pelat ini nantinya akan
digunakan oleh CRT untuk menggerakkan berkas-berkas elektron secara bidang
vertikal saja (ke atas atau ke bawah).
3. Sampai point ini dapat
disimpulkan bahwa sistem vertikal pada osiloskop analog berfungsi untuk
mengatur penampakan amplitudo dari sinyal yang diamati.
4. Selanjutnya sinyal masuk ke
dalam pelat defleksi vertikal. Sinyal tegangan yang teraplikasikan disini
menyebabkan berkas-berkas elektron bergerak. Tegangan positif mengakibatkan
berkas elektron bergerak ke atas, sedangkan tegangan negatif menyebabkan
elektron terdorong ke bawah.
5. Sinyal yang keluar dari
vertical system tadi juga diarahkan ke trigger system untuk memicu sweep
generator dalam menciptakan apa yang disebut dengan "Horizontal
Sweep" yaitu pergerakan elektron secara sweep - menyapu ke kiri dan ke
kanan - dalam dimensi horizontal atau dengan kata lain adalah sebuah ungkapan
untuk aksi yang menyebabkan elektron untuk bergerak sangat cepat menyeberangi
layar dalam suatu interval waktu tertentu. Pergerakan elektron yang sangat
cepat (dapat mencapai 500,000 kali per detik) inilah yang menyebabkan elektron
tampak seperti garis pada layar (misalnya seperti daun kipas pada kipas angin
yang tampak seperti lingkaran saja saat berputar).
6. Pengaturan berapa kali
elektron bergerak menyebrangi layar inilah yang dapat kita anggap sebagai
pengaturan Periode/Frekuensi yang tampak pada layar, bentuk konkretnya adalah
saat kita menggerakkan kenop Time/Div pada Osiloskop.
7. Pengaturan bidang vertikal
dan horizontal secara bersama-sama akhirnya dapat mempresentasikan sinyal
tegangan yang diamati ke dalam bentuk grafik yang dapat kita lihat pada layar
CRT.
Tahapan Penyetaraan (Kalibrasi)
Osiloskop Analog
1. Sesuaikan
tegangan masukan sumber daya AC 220 yang ada di belakang osiloskop sebelum
kabel daya AC dimasukkan stop kontak PLN.
2. Nyalakan osiloskop dengan
menekan tombol power.
3. Set saluran pada tombol CH1.
4. Set mode pada Auto.
5. Atur
intensitas, jangan terlalu terang pada tombol INTEN.
6. Atur posisi berkas cahaya
horizontal dan vertikal dengan mengatur tombol yang bernama horizontal dan
vertikal.
7. Set level mode pada
tengah-tengah (-) dan (+).
8. Set tombol tegangan
(volt/div) bertanda V pada 2 V, sesuaikan dengan memperkirakan terhadap
tegangan masukan.
9. Pasang probe pada salah satu saluran, (misal CH1)
dengan tombol pengalih AC/DC pada kedudukan AC.
10. Atur saklar/switch pada pegangan probe dengan posisi pengali 1x.
11. Tempelkan ujung probe pada titik
kalibrasi.
12. Atur Time/Div pada posisi 1 ms agar
tampak kotak-kotak garis yang cukup jelas.
13. Setelah tahapan 11, osiloskop siap
digunakan untuk mengukur tegangan.
KESIMPULAN
1.
Secara umum fungsi dari osiloskop adalah untuk menganalisa tingkaah laku
besaran yang berubah-ubah terhadap waktu yag ditampilkan pada layar, untuk
melihat bentuk sinyal listrik yang sedang kita amati.
2.
Terdapat beberapa jenis tegangan gelombang yang terdapat padaa osiloskop yaitu
gelombang sinusoida, gelombang blok, gelombang gigi gergaji dan gelombang
segitiga.
3.
Cara penggunaan osiloskop adalah pertama pengkalibrasian kemudian menyetel fokus,
intensitas, kemiringan, x position dan y position, setelah probe dikalibrasi
maka dengan menempelkan probe ke terminal tegangan acuan maka akan muncul
tegangan persegi pada layar.
4.
Layar osiloskop terbagi atas 8 skala besar arah vertikal dan 10 kotak dalam
arah horizontal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar